Penderitaan Ekstra
Ada dua macam penderitaan.
Yang pertama adalah penderitaan alami, yang semua orang akan terkena.
Contoh penderitaan alami:
- sembilan bulan lebih kita berdiam di dalam perut ibu;
- lahir, terkena udara dingin, menangis;
- penyakit yang bermacam-macam
- umur lanjut, badan menjadi lemah sekali, semangat menurun, lalu mati;
Itu semua adalah penderitaan, siapa yang bisa menghindarinya?
Ada penderitaan yang ke dua. Ini adalah penderitaan ekstra.
Siapa yang memberikan penderitaan ekstra?
Yang memberikan penderitaan ekstra, yang membuat penderitaan ekstra itu adalah: diri kita sendiri.
Keinginan tidak tercapai, menderita.
Anak muda mencari pasangan, yang sudah diincar ternyata meleset, ini mengakibatkan penderitaan, amat menderita, seolah-olah habislah dunia ini, lalu ingin bunuh diri. Inilah penderitaan ekstra yang dibuat sendiri.
Akhirnya dapat istri yang cocok, cantik, setia, bahagia. Lima tahun kemudian bosan. Cari yang lain dengan diam-diam. Dapat, bahagia, tetapi lalu diketahui sang istri, penderitaan luar biasa.
Apakah semua ini bukan penderitaan ekstra?
Menghadapi penderitaan alami saja seringkali kita merasa tidak mampu.
Mengapa harus membuat penderitaan ekstra lagi?
Tertarik dengan keinginan yang bermacam-macam sampai menimbulkan penderitaan ekstra itu adalah ulah dari diri kita sendiri.
Mata melihat yang bagus, timbul senang, itu adalah wajar. Tidak ada masalah! Masalah timbul kalau ada yang mengipas-ngipas, merayu-rayu, "Itu bagus, kalau kamu punya kan bagus. Kamu pasti bisa senang terus."
Itu adalah ulah dari nafsu keserakahan.
Kalau nafsu semakin gencar, "Apa saja lakukanlah, pokoknya yang bagus itu harus menjadi milikku."
Mata melihat sesuatu, ada keserakahan, lalu timbullah keinginan untuk "lagi-lagi-lagi....."
Telinga, hidung, lidah, tubuh kita, kontak dengan hal-hal yang menimbulkan kenikmatan, maka nafsu keserakahan akan ngipasi, "Lagi, lagi, lagi, enak kan."