Jumat, 27 Februari 2015

Berasuransi Mulai Sekarang

Berasuransi Mulai Sekarang

Pada 15-20 tahun yang lalu, kebanyakan orang mungkin tidak akan menganggap asuransi sebagai suatu perlindungan yang dibutuhkan oleh diri sendiri atau keluarga. Seorang agen asuransi bahkan pernah bercerita tentang seorang ayah yang ketika ditawarkan untuk membeli produk asuransi malah berkata: 
Untuk apa lah asuransi? 

Kok kesannya seperti mengharapkan yang buruk-buruk
Pernyataan itu diucapkan oleh si Bapak karena menurut dia mendapatkan uang banyak dari kematian seseorang adalah hal yang buruk, dan membayar premi bulanan untuk asuransi adalah hal yang sia-sia karena seolah mengharapkan sesuatu yang buruk seperti kecelakaan atau kematian terjadi pada seseorang.


Anggapan seperti di atas mungkin tidak dimiliki oleh semua orang. Tapi kenyataannya memang ada orang yang memiliki pola pikir seperti itu. Untungnya, saat ini kesadaran berasuransi yang dimiliki masyarakat Indonesia sudah semakin meningkat. Seperti dikutip Kompas, 27 September 2013, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan bahwa jumlah tertanggung asuransi jiwa di Indonesia pada kuartal II tahun 2013 telah meningkat sebesar 54,55% menjadi 87,19 juta orang.

Selain itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim mengatakan bahwa dana kelolaan investasi industri asuransi jiwa di Indonesia tidak akan terpengaruh oleh gejolak pasar modal yang terjadi saat ini. Karena itu, masyarakat yang belum memiliki asuransi jiwa tidak perlu takut untuk memiliki asuransi jiwa.

Peningkatan ini tidak hanya terlihat pada jumlah tertanggung asuransi jiwa saja, tapi juga pada jumlah klaim kesehatan yang dibayarkan asuransi jiwa nasional. Menurut AAJI, pada kuartal II 0213, jumlah klaim kesehatan yang dibayarkan naik menjadi Rp 2,8 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 1,22 triliun sejak periode yang sama tahun lalu.

Tapi kalau diperhatikan, persentase penduduk Indonesia yang memiliki asuransi jiwa sebenarnya masih cukup rendah. Sejak tahun 2012-2013, sekitar 70% masyarakat Indonesia masih belum memiliki asuransi apapun. Berarti bisa dibilang hanya sekitar 3 dari 10 orang di Indonesia memiliki asuransi. Coba bandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura yang tiap orang memiliki setidaknya 1 polis asuransi jiwa atau lebih.

Hal yang sama juga terlihat pada data mengenai asuransi kesehatan. April 2013, MarkPlus Insight mengeluarkan hasil risetnya yang menunjukkan bahwa 59,3% dari 600 responden di 7 kota besar di Indonesia masih belum memiliki asuransi kesehatan.

Bisa dibilang saat ini pemilik asuransi di Indonesia saat ini merupakan masyarakat dari golongan menengah ke atas. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan pendidikan, sehingga golongan menengah ke bawah tidak memiliki asuransi karena tidak mampu membayar premi, atau bahkan belum mengerti pentingnya memiliki asuransi.

Mengenal Asuransi Mikro

Menurut Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Firdaus Djaelani SE MA, perlindungan asuransi terhadap seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk pada kelompok masyarakat menengah ke bawah, bisa ditingkatkan dengan pemberlakuan asuransi mikro yang memiliki premi lebih terjangkau.

Menurut Nini Sumohandoyo, Kepala Departemen Komunikasi AAJI, peningkatan jumlah tertanggung asuransi jiwa yang terjadi pada kuartal II 2013 juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya perusahaan yang memasarkan asuransi mikro, sehingga tiap perusahaan melindungi karyawannya dengan asuransi. Karena itu, agar masyarakat Indonesia semakin terlindungi oleh asuransi, kontribusi pemerintah Indonesia juga diperlukan, seperti yang telah dilakukan di Filipina dan Thailand.

Kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia memang sudah meningkat. Tapi peningkatan lebih jauh tentu masih harus terus dilakukan. Kalau Anda termasuk golongan masyarakat kelas menengah yang berpendapatan cukup, jangan lagi menganggap asuransi sebagai kebutuhan tersier.

Asuransi sebagai perlindungan untuk keluarga Anda harus mulai jadi kebutuhan yang perlu Anda penuhi. Lebih jauh lagi, kalau Anda memiliki perusahaan, besar ataupun kecil, tak ada salahnya memberlakukan asuransi mikro untuk memberikan perlindungan bagi karyawan Anda. Jangan sampai hanya Anda sendiri yang sadar asuransi. Orang-orang terdekat Anda pun perlu memiliki kesadaran berasuransi!

Berasuransi vs Menabung

Berasuransi = Nasabah & Dananya dilindungi
Menabung di Bank = Dananya dilindungi tapi nasabahnya tidak
Memiliki Asuransi = Bergabung ke dalam sebuah Organisasi Besar
Setiap orang dalam organisasi tersebut memiliki hak untuk dilindungi / diproteksi berupa jaminan pengobatan sesuai dengan besar investasi yang ditanamkan. Semakin besar dana yang diinvestasikan dalam organisasi tersebut maka semakin besar pula nilai jaminan pengobatan yang didapatkan. Dalam Organisasi seperti Asuransi, pemilik rekening dan dananya lah yang dilindungi. Beda halnya dengan Bank yang hanya melindungi dananya saja tapi orangnya tidak.
Ber-Investasi di Organisasi seperti Asuransi sangat menguntungkan.
Kenapa ?
Coba hitung, jika anggota organisasi tersebut ada 1.000.000 orang dengan nilai investasi per orang sebesar 500 ribu perbulan, berapa dana yang terkumpul ?

Dana tersebut bisa digunakan sebagai modal usaha/penanaman saham dibeberapa perusahaan terkemuka di seluruh dunia. Itulah sebabnya nilai investasinya lebih tinggi dibanding jika melakukan investasi sendirian atau disimpan pada Bank dalam bentuk Deposito atau semacamnya. Berbeda dengan di Bank, dana tersebut hanya digunakan untuk kepentingan Bank sendiri. Jikapun ada profit atau keuntungan, yang diberikan ke pemilik rekening hanya nol koma sekian persen belum lagi kena biaya administrasi dll.

Dana yang diinvestasikan di organisasi seperti Asuransi sangat aman karena memiliki lebih dari 2 lembaga penjamin bertaraf internasional dan terpercaya. Hal ini berbeda dengan Bank yang hanya dijamin oleh Bank Negara.

Dan hebatnya lagi, apabila dikemudian hari pemilik rekening terkena musibah sehingga tidak bisa meneruskan keanggotaan, misalnya Cacat Tetap, organisasi seperti Asuransi akan meneruskan investasi anggota sesuai dengan lama kerjasama / kontrak. Atau akan mendapatkan santunan dengan nilai tertentu ditambah dengan hasil investasi yang diberikan ke ahli waris apabila pemilik rekening terpaksa harus kembali ke hadapan Sang Pencipta. Hal ini sangat penting, terlebih jika pemilik rekening adalah orang tua yang memiliki anak masih dalam proses belajar.

Berbeda sekali dengan Bank yang tidak akan memberikan santunan bahkan akan menghentikan tabungan begitu resiko tersebut terjadi pada pemilik rekening.
Menabung di Bank tidak salah, tetapi berinvestasi di Asuransi adalah pilihan tepat.
Artikel yang terkait dengan Asuransi:
mari kita Sayangi dan Cintai keluarga kita dan pastikan salah satu bukti cinta kita dengan ikut Asuransi

Info lebih lanjut klik >> di-SINI

Mari bangun ekonomi keluarga dengan perencanaan dan perlindungan 
Prudential - Always Listening-Alwas Understanding
Untuk info dan konsultasi mengenai asuransi yang tepat buat anda lebih lanjut silahkan hubungi kami di CONTACT USSemoga anda dapat menarik manfaat dari tulisan ini tentang Berasuransi Mulai Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar